Jumat, 30 November 2007

enting-enting gepuk cap klenteng dan 2 hoolo




Nah ini adalah kemasan yang menjadi kajian utama dalam blog kami yaitu enting-enting gepuk cap klenteng dan 2 hoolo...

Data kemasan

Jenis Rancangan : Kemasan
Jenis Produk : Pangan
Nama Produk : Enting-Enting Gepuk Cap Kenteng dan 2 Hoolo
Alamat Produk : Jalan Kalimanyat 23A
Kota / Kabupaten : Salatiga
Nomor Daftar Legal : 80529
Tahun Daftar Merk: P.IRT no.215337301001
Lebar : 120 mmPanjang /Tinggi : 120 mm
Teknik Produksi Cetak Offset ( karena ada crop mark)
Material : KertasJenis : Kertas Roti
Font : Arial
Visual : klenteng, 2 hoolo dan tulisan "khoe" pada hoolo

Konteks Keterangan
nah, kalau ini salah satu cemilan saya dari kecil, enting-enting gepuk, makanan yang terbuatdari kacang tanah, gula, frambozen...kalo sekarang, garuda bikin enting-entingdibungkus seperti permen. Bentuknya prisma segitiga sama kaki.
kalo "bacang" ada sejarahnya kenapa dibungkus seperti itu, kira-kira ada ngga ya sejarahenting-enting gepuk? jika ada yang tahu, silakan berikan komentar...oranamen dalam bungkusan terlihat jelas pengaruh Tionghoa, terlihat dari gambar
klenteng, naga, atap, dan hoolo.

Pengaruh dari...
Pada kemasan terpengaruh gaya Art Deco terlihat dari penggunaan bentuk yang geometris dan kaku. Desainnya benar-benar geometris.
Jika kemasannya ditekuk desainnya sama, seperti cermin. Perhatikan bagian kiri, pintu dibuka dari kanan. bagian kanan pintu dibuka dari sebelah kiri.
Perhatikan juga panjang pita, penggunaan warna merah yang tebal dan ikon klenteng & 2 hoolo dibuat sederhana. Tipografi arial yang mudah terbaca, lay out yang seimbang kemasan dibuat dengan cara di stempel.



Ilmu gepuk dari Yusuf sang pembuat gepuk

-enting-enting gepuk cap klenteng dan 2 hoolo ini adalah produk khas tradisional masyarakat tiong hwa.

-Enting-enting gepuk tetap bertahan di tengah industri penganan modern yang digerakkan modal raksasa dan teknologi era komputer. Penggepukan masih dilakukan dengan kayu sawo berbentuk silinder seberat 3-4 kilogram. Kacang yang telah dipanaskan dalam cairan gula kental digepuk di atas landasan batu berbentuk empat persegi panjang setebal 15 sentimeter. ”Pernah kami coba menggunakan blender, tapi kacangnya mengeluarkan minyak,” tuturnya.

-Justru dengan cara gepuk itulah enting-enting mendapatkan daya hidup dan bertahan hingga lebih dari tujuh dekade. Daya hidup itu, menurut Yusuf, tak semata karena urusan modal, tetapi terlebih karena kecintaan kepada pekerjaan dan penguasaan ilmu gepuk. ”Kalau hanya modal, setiap orang juga bisa. Proses pembuatan, setiap orang juga bisa mempelajari. Tapi keuletan, ketelatenan, dan kecintaan itu yang tak semua orang bisa dapat,” kilahnya.

-Urusan gepuk-menggepuk memang menjadi unsur penting dalam proses pembuatan enting-enting gepuk. Ini bukan sembarang gepuk. Jika penggepukan kurang keras, kacang tidak hancur. Akan tetapi, jika terlalu keras, kacang akan mengeluarkan minyak. Kacang berminyak akan menimbulkan bau tengik. ”Kacang harus halus. Tidak boleh mringkil (kasar-keras). Nanti yang makan bisa marah, ha-ha....”

-Yusuf menguasai benar ilmu gepuk. Sewaktu duduk di kelas lima sekolah dasar, ia sudah mencoba-coba untuk ikut menggepuk kacang. ”Tangan saya sampai hancur,” ujarnya mengenang.

-Ia menguasai seluruh proses pembuatan, mulai dari menyangrai kacang, memasak gula, menggepuk, mengulur gepukan kacang, sampai membungkus. Rampung kuliah dari Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana, Yusuf memilih untuk melanjutkan usaha enting-enting ketimbang mengajar. Ia merasa mempunyai tanggung jawab moral.

-”Dengan usaha itu, banyak orang bisa ikut kerja. Itu lebih bermanfaat,” kata Yusuf yang mempunyai 25 karyawan.

-Usaha enting-enting itu kemudian menjadi laku hidup Yusuf dan karyawannya. Setiap bagian dari proses pembikinan menjadi tahapan yang mematangkan pribadi. Untuk menjadi penggepuk, minimal diperlukan waktu enam bulan belajar. Penggepuk yang berpengalaman lebih dari sepuluh tahun bisa menjadi pengulur.

-”Tak ada yang instan dalam proses ini. Dengan tahapan itu mereka akan mencintai, menjiwai pekerjaan. Mereka bekerja sepenuh hati, tidak waton (asal),” katanya.-Penghayatan akan kerja itu, katanya, menimbulkan passion, gereget, rasa cinta dalam bekerja, sehingga mereka tidak bosan. Di antara penggepuk itu ada yang telah bekerja sampai 30 tahun. Ada pula yang bisa membiayai kuliah anaknya sampai tingkat S-2 di Universitas Gadjah Mada.

-Yusuf kini tentu tidak lagi ikut menggepuk. Dibantu Juwariah, sang istri, bapak empat anak itu terus mengawasi kualitas enting-enting gepuk yang bisa diperoleh di banyak toko oleh-oleh itu.

Kenapa memakai cap klenteng dan 2 hoolo?

-Enting-enting gepuk seperti lekat dengan Kota Salatiga, Jawa Tengah. Penganan yang terbikin dari bahan dasar gula dan kacang yang digepuk atau digebuk dengan kayu di atas landasan batu itu banyak diproduksi di kota yang terletak di kaki Gunung Merbabu itu.

-Yusuf Kurniajaya alias Khoe Yoe Tjay (48) adalah salah seorang pembuatnya. Ia mewarisi ”ilmu gepuk” dari sang kakek, Khoe Tjong Hok, imigran asal Fukkian, China, yang merintis usaha enting-enting di Salatiga sejak sekitar tahun 1920-an.

-”Waktu itu masih dibungkus kelobot, kulit buah jagung. Nenek saya menjualnya dengan tampah keliling kampung,” tutur Yusuf yang ditemui di rumahnya di Klaseman Hijau, Salatiga.-Lima dari enam anak Khoe Tjong Hok meneruskan usaha enting-enting itu. Salah satunya adalah Gunarso alias Khoe Poo Liong, ayah Yusuf. Belakangan, Yusuf memegang estafet sejarah keluarga. ”Jadi, saya ini generasi ketiga enting-enting gepuk,” tutur Yusuf.

-Jika produk keluarga Khoe Tjong Hok menggunakan cap Klenteng dan 2 Hoolo, itu memang sesuai dengan riwayat sang pembuat. Kakek Yusuf adalah juru kunci Klenteng Hok Tik Bio—Biara Dewa Bumi—di Jalan Sukowati, Salatiga.

-”Setelah diangkat menjadi juru kunci, kakek membuat enting-enting di kompleks klenteng. Orang tahunya itu enting-enting dari klenteng. Itu lalu menjadi merek dan sudah saya patenkan,” kata Yusuf, yang kini menjadi Ketua Umum Klenteng Dua Hoolo Bird Club, sebuah kelompok pencinta burung di Salatiga.




Menelusuri asal mula nama "klenteng"
-Klenteng atau Kelenteng adalah sebutan untuk tempat ibadah penganut kepercayaan tradisional Tionghoa di Indonesia pada umumnya. Dikarenakan di Indonesia, penganut kepercayaan tradisional Tionghoa sering disamakan sebagai penganut agama Konghucu, maka klenteng dengan sendirinya disamakan sebagai tempat ibadah agama Konghucu.
-Tidak ada catatan resmi bagaimana istilah "Klenteng" ini muncul, tetapi yang pasti istilah ini hanya terdapat di Indonesia karenanya dapat dipastikan kata ini muncul hanya dari Indonesia. Sampai saat ini, yang lebih dipercaya sebagai asal mula kata Klenteng adalah bunyi teng-teng-teng dari lonceng di dalam klenteng sebagai bagian ritual ibadah.
-Klenteng juga disebut sebagai bio yang merupakan dialek Hokkian dari karakter 廟 (miao). Ini adalah sebutan umum bagi klenteng di Tiongkok.
-Pada mulanya 廟 "Miao" adalah tempat penghormatan pada leluhur 祠 "Ci" (rumah abuh). Pada awalnya masing-masing marga membuat "Ci" untuk menghormati para leluhur mereka sebagai rumah abuh. Para dewa-dewi yang dihormati tentunya berasal dari suatu marga tertentu yang pada awalnya dihormati oleh marga/family/klan mereka. Dari perjalanan waktu maka timbullah penghormatan pada para Dewa/Dewi yang kemudian dibuatkan ruangan khusus untuk para Dewa/Dewi yang sekarang ini kita kenal sebagai Miao yang dapat dihormati oleh berbagai macam marga, suku. Saat ini masih di dalam "Miao" masih juga bisa ditemukan (bagian samping atau belakang) di khususkan untuk abuh leluhur yang masih tetap dihormati oleh para sanak keluarga/marga/klan masing-masing. Ada pula di dalam "Miao" disediakan tempat untuk mempelajari ajaran-ajaran/agama leluhur seperti ajaran-ajaran Konghucu, Lao Tze dan bahkan ada pula yang mempelajari ajaran Buddha.
-Miao - atau Kelenteng (dalam bahasa Jawa) dapat membuktikan selain sebagai tempat penghormatan para leluhur, para Suci (Dewa/Dewi), dan tempat mempelajari berbagai ajaran - juga adalah tempat yang damai untuk semua golongan tidak memandang dari suku dan agama apa orang itu berasal.-Saat ini Miao (Kelenteng) bukan lagi milik dari marga, suku, agama, organisasi tertentu tapi adalah tempat umum yang dipakai bersama.

Selasa, 27 November 2007

Budaya Tionghua - Sejarah Panjang dalam Sekerat Penganan

Sejarah Panjang dalam Sekerat Penganan

Maria Hartiningsih dan Frans Sartono

Penganan oleh-oleh tak hanya sekadar olahan adonan. Di dalamnya ada kisah heroik untuk bertahan dan tegak menghadapi tantangan zaman. Di dalam rasa yang diciptakan terkandung ketekunan, kesabaran, dan kecintaan para pembuatnya yang mampu menghadirkan masa lalu dalam kekinian.

Posisi penganan yang sekunder di dalam masyarakat lokal justru mendongkraknya ke posisi strategis dalam industri perjalanan (traveling). ”Orang yang tinggal di Salatiga paling cuma beli enting-enting gepuk untuk suguhan tamu, atau oleh-oleh kalau mau pergi ke luar kota,” ujar Yusuf Kurniajaya alias Khoe Yoe Tjay (48), pengusaha enting-enting gepuk dari Salatiga.

Yusuf, yang merupakan generasi ketiga produsen enting- enting gepuk itu, memahami benar fungsi enting-enting gepuk pada zaman di mana industri makanan digerakkan modal raksasa. Ia tahu, dalam peta makanan, enting-enting, sebagaimana jenis penganan ”kampung” lainnya, termasuk jenis makanan sekunder.

”Orang tidak sehari-hari membeli. Ini lebih menjadi kebutuhan pelancong. Tapi justru itu yang menolong kami,” sambungnya.

Dalam posisinya sebagai penganan oleh-oleh, Yusuf tidak khawatir dengan kenaikan harga bahan bakar minyak dan krisis ekonomi, yang memang berimbas pada biaya produksi dan harga produk enting-enting.

”Tradisi mudik, orang melancong, itu bukan urusan harga. Orang melancong ndak ngurus harga kacang. Orang jauh-jauh dari Medan atau dari mana ke Salatiga tidak akan memikirkan berapa harga oleh-oleh. Mosok lewat sekali ndak beli.”

Di Yogyakarta, hal senada dikemukakan Yenny Susanto (63), menantu dari pembuat bakpia generasi pertama di Yogyakarta, Liem Yung Yen, produsen Bakpia Pathok 75. ”Kalau musim liburan yang beli sampai pakai nomer,” ujar Ny Trijaya (41), ibu rumah tangga, asal Yogyakarta.

Penuh tantangan

Posisi enting-enting gepuk dan bakpia itu mengalami berbagai tantangan di setiap tahapannya. Kedua jenis penganan itu diinspirasi penganan serupa dari China. Mereka mengalami adaptasi rasa dan evolusi bentuk, disesuaikan dengan budaya dan lidah setempat.

”Dulu isi bakpia macam-macam, biasanya disajikan pada hari besar China yang mirip Ruwahan di sini,” jelas Yenny dalam bahasa Jawa yang kental, di toko pusat oleh-oleh milik keluarganya di Jalan KS Tubun 75, Yogyakarta.

Ayah mertuanya, Liem Yung Yen, dulu menjual bakpia ke kampung-kampung di Yogyakarta pada tahun 1940-an. Kemudian Yung Yen merintis bakpia isi kacang hijau seperti yang dikenal sekarang ini. Jenis makanan itu kemudian diproduksi beramai-ramai oleh mereka yang punya modal, dengan bantuan para mantan karyawannya. Ini membuat bakpia semakin dikenal dan dalam perjalanannya kemudian menggeser posisi jenis oleh-oleh lain, yang dulu sebelumnya dikenal sebagai ’khas Yogya’.

Ketika ayah mertuanya masih aktif, ia tidak mau menambah produksinya. ”Kalau habis ya habis saja, ya segitu saja rezekinya hari itu,” kenang Yenny. Liem Yung Yen juga menciptakan bakpao dengan merek ”Yung Yen”. ”Sekarang merek itu dipakai oleh banyak orang,” lanjut Yenny.

Lain lagi dengan riwayat enting-enting gepuk cap Kelenteng dan 2 Hoolo. Kakek Yusuf, Khoe Tjong Hok, asal Fukkian, China, memulai usaha enting-enting gepuk tahun 1920-an di Salatiga. Sang kakek yang datang dari Provinsi Fukkian, China, tahun 1900-an, itu konon adalah perintis pembuatan enting-enting gepuk Salatiga.

Sampai tahun 1960-an, enting-enting buatan Tjong Hok belum bermerek dan masih dibungkus dengan kelobot atau kulit jagung yang dikeringkan. ”Nenek saya menjual pakai tampah ke pasar dan ke kampung-kampung,” ujar Yusuf.

Awal tahun 1960-an, enting-enting Tjong Hok mulai dibungkus kertas khusus dan diberi cap Kelenteng. Maklum, Tjong Hok adalah juru kunci kelenteng Hok Tik Bio (Biara Dewa Bumi) di Salatiga.

Hampir bersamaan waktunya, di daerah Salaman, Magelang, Ny Ong King Liem mulai membuat wajik untuk dijual pada tahun 1939. Usaha yang lumayan berkembang dengan merek paten Wajik Ny. Week tahun 1980 itu berubah menjadi Wajik Week, dengan Untung Gianto (49) sebagai urutan kelima ”dinasti” penerusnya.

Di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, almarhum mBok Tumpuk merintis rempeyek tumpuk. ”Dulu orang-orangtua kami buruh geplak,” kenang Tumpuk Ciptodihardjo (72) di bangku belakang toko oleh-olehnya di Bantul. ”Semua orang desa membuat geplak,” katanya.
Waktu zaman Jepang penganan itu namanya gola kompos, terbuat dari kelapa diparut, dicampur gula, dimasak, ditaruh di tampah, diiris-iris, dan dikeringkan sebelum dijual. Kata Pak Tumpuk, istrinya kreatif membuat bentuk- bentuk geplak dan rasanya enak sehingga banyak dicari pelanggan.

”Istri saya mulai berdiri sendiri tahun 1963,” kenang Pak Tumpuk tentang sang istri yang meninggal tahun 1994. Mbok Tumpuk menciptakan rempeyek tumpuk tahun 1980-an. ”Sekarang banyak yang mbuat, tetapi Ibu yang pertama,” sambung Kelik, menantu Pak Tumpuk yang ikut mengelola usaha.

Perubahan ”derajat”

Perubahan zaman menaikkan posisi jenis penganan tertentu yang dulu diidentikkan dengan ”orang bawah”, dan ”menurunkan” posisi jenis makanan lain yang dulu hanya menjadi santapan para priayi.

Makanan rakyat seperti karak dan intip yang dijual di kampung-kampung itu sekarang juga menghuni toko-toko oleh-oleh bergengsi. Ismu Mitro Rahardjo (60) adalah pembuat karak yang menyaksikan perubahan ”status” itu. Ia adalah generasi ketiga pembuat karak di Kampung Bratan, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah.

Ia melanjutkan usaha yang dirintis sang kakek, Mbah Wiryo Wikromo, bersama dua saudaranya yang lain, Cokro dan Minto, sejak zaman kolonial. Orang Solo mengenal karak mereka sebagai karak (M)bratan.

Dulu, karak itu dijual langsung ke kampung-kampung. Nenek Ismu mendistribusikannya dengan berjalan kaki mengendong srumbung, tenggok yang dilengkapi gulungan anyaman bambu untuk memperbesar daya tampung.

Ismu meneruskan usaha karak itu sejak tahun 1980. Ia masih menggunakan jalur distribusi tradisional, dengan memasok ke para penjual. Awal tahun 1990-an mulai ada agen yang meminta pasokan untuk dikemas dalam plastik dan dipasok ke toko-toko. Para agen itu membeli karak dalam ukuran kiloan.

Awal tahun 1990-an, karak mulai dijual ke toko-toko yang dulu tak pernah memasukkan karak sebagai item dagangannya. Para pengusaha itu rupanya melihat orang- orang berduit datang mencari karak sebagai oleh-oleh.

Para agen inilah yang lalu menjadi perantara antara produsen dan konsumen. ”Banyak konsumen minta karak agak gosong,” ujar Ismu, yang mempekerjakan 10 tenaga kerja termasuk menantunya. ”Agak susah karena waktu menggoreng lebih lama dengan tenaga ekstra.”

Dalam posisinya sebagai oleh-oleh, produksi intip telah menghidupkan industri rumah tangga. Salah satunya adalah intip ”Mbak Sri”, merek intip yang diambil dari nama Sri Mulyati, istri Frans Rahawari (27), warga kampung Dawung Wetan, Solo, yang memproduksi intip itu.
Produksi intip Mbak Sri menghidupi lima keluarga yang memasok bahan dasar berupa intip mentah. Setiap hari setiap keluarga memasok 30 intip, dicetak di kendil. Sehari Mbak Sri menggoreng 100-250 intip, tergantung permintaan.

Sementara kue yang dulu hanya menjadi santapan para priagung, seperti Roti Mandarijn, seiring perubahan zaman dan perubahan status sosial serta tingkat hidup sebagian anggota masyarakat, harganya bisa dicapai oleh semakin banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat.

Pasar oleh-oleh

Produksi oleh-oleh itu sampai ke tangan pelanggan sebagian besar melalui pusat oleh-oleh. Salah satunya adalah satu kios oleh-oleh milik Arini Purnawan di Pasar Jongke, pasar khusus oleh-oleh di Solo. Arini semula adalah pembuat abon. Ia jeli melihat pembeli yang ternyata juga memburu penganan ” kampung”.

Ketika memulai usaha tahun 2000, tokonya menjadi seperti supermarket oleh-oleh. Ia mulai mengamati perilaku konsumen. Dari situ Arini menangkap pentingnya kemasan supaya pembeli merasa nyaman dan bangga menenteng penganan oleh-oleh. Materi makanan juga digarap sesuai perilaku kaum urban yang tak mau susah- susah ngemil.

”Dulu belut goreng kan tebal-tebal, keras banget, susah dimakan,” katanya.

Ia lalu meminta kepada pemasok agar menyediakan belut muda berukuran lebih kecil dan menggorengnya dengan tepung agar lebih renyah.

Arini paham bahwa dalam bisnis itu rasa adalah segalanya. Pembeli tak peduli pada harga. ”Prinsipnya kalau saya sendiri enggak doyan ya enggak saya jual. Saya sendiri- lah yang menjadi tester,” lanjut Arini.

Makanan jenis lain pun diadaptasi sesuai gaya hidup konsumen. ”Dulu banyak pembeli mengeluh keripik ceker keras. Saya olah supaya kemripik, renyah,” sambungnya.

Bisnis oleh-oleh, setidaknya dalam lima tahun terakhir ini, tak bisa lagi dilihat sebelah mata. Pusat oleh-oleh tumbuh di berbagai kota. Oleh-oleh digarap sebagai usaha profesional.

Kemasan yang apik seperti membungkus dapur tradisional yang penuh jelaga dan kerja keras para pembuatnya. Para pedagang oleh-oleh itu dengan jeli mengemas dan menjual oleh-oleh. Sejarah panjang penganan itu ikut terkemas di dalamnya.

sumber : http://www.mail-archive.com/budaya_tionghua@yahoogroups.com/msg04451.html

Misi pencarian data




Perjalanan ke kelenteng Dewi Samudera :

pada tanggal 1 november 2007 kita sekelompok pergi mengunjungi klenteng Dewi Samudera di jalan Bandengan Selatan no 38. Pertama kali kita menemui salah seorang pengurus klenteng dan kita tidak diperbolehkan untuk photo2, tapi pada akhirnya dengan mulut manis kami berhasil membujuk penanggung jawab untuk diwawancara. Setelah mengadakan wawancara kami diperbolehkan untuk mengambil beberapa photo dan itu juga harus di daerah halaman klenteng, bukan di dalamnya karena ada pantangan untuk mengambil photo didalam tempat sembahyang. alasan kelompok kami mengunjungi klenteng adalah mencari referensi sehubungan dengan elemen utama pada kemasan yang kami bahas yaitu enting-enting gepuk cap klenteng dan 2 hoolo.

Dari wawancara kami mendapat berbagai data sebagai berikut mengenai klenteng ini :

- Klenteng Dewi Samudera ini sudah berumur kurang lebih 300 tahun .

- Klenteng ini menjadi 5 besar klenteng yang berumur paling tua di seluruh Jakarta.

- Dewi Samudera menjadi Dewi utama yang disembah. Dewi Samudera adalah dewi yang berdiam dan menguasai lautan.

- Klenteng ini digunakan sebagai tempat sembahyang, dan segala bentuk kegiatan di luar kepentingan sembahyang tidak diperkenankan.

- Pelestarian klenteng diperoleh dari sumbangan orang-orang yang datang berkunjung, tidak ada badan khusus yang mendanai.

- Klenteng ini pada awalnya adalah tempat yang didirikan bersama sebagai keperluan berkumpul.

- Selain Dewi Samudera sebagai Dewi utama, ada juga Dewa-Dewa pendamping lainnya seperti Dewi Kwan Im, Dewa Kuan Kong dan lain-lain.

Nah itu adalah semua data yang kami dapat dari hasil wawancara dengan penganggung jawab klenteng, kami juga menanyakan beberapa hal tentang ornamen dan corak yang ada di dalam klenteng itu tapi penanggung jawab sendiri juga kurang mengerti akan makna ornamen dan corak tersebut. Setelah selesai wawancara kami mengambil beberapa photo untuk dijadikan kenangan, serta kami menyumbang sedekah sebagai rasa terima kasih karena diperbolehkan untuk berkunjung.

Kamis, 04 Oktober 2007

PT SURYA ZIG ZAG -cigarette paper manufacturer-

info terbaru dari blog kami nich tentang kertas sigaret atau yang berhubungan dengan kertas sigaret, yaitu PT SURYA ZIG ZAG selaku produsen kertas sigaret.
Ada baiknya kalau kita ingin lebih memahami tentang pembuatan, proses produksi, bermacam tipe kertas untuk sigaret dll.. mari kita mulai saja ok... ^o^V

PROFILE
PT Surya Zig Zag mengawali perjalanan operasinya pada tahun 1989 dengan produk utama kertas rokok, plug wrap paper dan tipping base paper yang memiliki berat baku 18 sampai 40 gr/m2.

Perusahaan ini didukung oleh staf terlatih dan berpengalaman disamping mesin produksi berteknologi canggih untuk menghasilkan produk berkualitas. Paper Machine #1 yang dilengkapi dengan peralatan kendali dan sistem otomasi yang canggih mampu memproduksi 10.000 ton kertas per tahun.

Menanggapi perkembangan yang begitu pesat dan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang menjadi lebih kompleks, pada tahun 1996 perusahaan ini mendatangkan Paper Machine #2 dengan teknologi terbaru yang memiliki kemampuan produksi 14.000 ton per tahun.

Kini, dengan kapasitas sebesar 24.000 ton per tahun, PT Surya Zig Zag dikenal sebagai salah satu produsen kertas rokok terbesar dan ternama di Asia-Pasifik, Afrika dan beberapa negara di Eropa, serta dikenal terdepan dalam pengembangan produk berkualitas di bidang industri rokok international.

Guna memastikan bahwa sistem jaminan kualitas selalu sesuai dengan ISO 9001-2000, perusahaan ini hanya menggunakan bahan baku berkualitas tinggi. Tidak hanya itu, tim riset dan pengembangan kami terus melakukan penelitian guna mengimbangi perkembangan teknologi dan menciptakan diversifikasi produk.

PT Surya Zig Zag senantiasa berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan, karyawan, pemegang saham, pebisnis dan masyarakat.

Kesuksesan perusahaan ditandai dengan berbagai penghargaan dan sertifikasi yang diraih, antara lain:
1997-1998: Green Rating Industry dari Bapedal (Badan Pengelola Dampak Lingkungan).
1997-1998: Eksportir Kertas Sigaret Terbesar di Indonesia.
1998 : ISO 9002:1994 Sertifikat Sistem Manajemen Kualitas dari Lloyd’s Register Quality Assurance (LRQA).
2001: ISO 9001:2000 Sertifikat Sistem Manajemen Kualitas dari Lloyd’s Register Quality Assurance (LRQA).


DISTRIBUSI
PT Surya Zig Zag telah memperoleh kepercayaan sebagai produsen kertas yang profesional dan kredibel dari sejumlah produsen rokok di Indonesia dan manca negara.

Produk PT Surya Zig Zag telah diekspor ke beberapa negara diantaranya:
Asia Pasifik seperti Cina, Taiwan, Singapura, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja, Philipina, Australia dan banyak lagi lainnya.
Timur Tengah seperti Yordania, Syria dan Uni Emirat Arab.
Afrika seperti Mesir.
serta negara-negara lain di berbagai belahan dunia.

Sejumlah besar perusahaan terkenal di wilayah tersebut telah menggunakan produk PT Surya Zig Zag dan menjadi rekan bisnis kami yang setia selama bertahun-tahun. Berbekal produk-produk andalan serta kepercayaan pelanggan, kami percaya bahwa pasar produk kami akan meluas di masa mendatang.


PRODUK PT Surya Zig Zag :
Kertas sigaret
Kertas sigaret yang diproduksi dikenal memiliki kualitas prima, sehingga selain sejumlah besar produsen rokok, banyak pula industri lain yang turut menggunakan produk kertas ini.
PT Surya Zig Zag menjamin mutu setiap produk yang dihasilkan dan mampu memenuhi setiap permintaan pelanggan, bahkan untuk produk yang sangat khusus, dari kertas dengan berat baku 18 sampai 40 gr/m2, dari produk berbahan baku 100% pulp dari kayu sampai yang berbahan campuran antara pulp kayu dan bukan kayu, air permeability 20 sampai 120 CU, kertas tanpa garis maupun verge dan repse, ukuran produk jadi dari bobbin sampai rol besar.

Kertas Plug Wrap
Sebagai salah satu produk andalan, proses produksi kertas plugwrap tanpa pori ini di jalankan dengan sangat teliti guna menjamin kualitas produk yang dihasilkan.
Kertas plugwrap tanpa pori termasuk jenis produk dengan spesifikasi yang cukup kompleks. Agar dapat memenuhi tingginya standar mutu yang ditetapkan oleh pelanggan, PT Surya Zig Zag berupaya mencapai parameter yang disyaratkan, mulai berat baku, opasitas, formasi kertas, hingga kadar keputihan dan sebagainya.

Kertas Tipping
PT Surya Zig Zag memproduksi kertas dasar tipping warna putih maupun kuning, serta kertas tipping pembungkus filter siap pakai yang memenuhi standar kualitas internasional. Mengingat pentingnya peranan kertas ini pada hasil akhir produk rokok, beberapa parameter seperti opasitas, tingkat kecerahan, ketebalan, dan tingkat halus atau kasarnya permukaan kertas dan sebagainya telah melalui pengujian teliti.
Tidak hanya itu, PT Surya Zig Zag juga melakukan sistem kontrol yang ketat dalam setiap tahap proses produksi. Penggunaan bahan baku terpilih, tenaga produksi profesional dan didukung pengalaman bertahun-tahun dalam produksi kertas tipping, membuat produk akhir dapat memenuhi semua kualifikasi yang dibutuhkan oleh pelanggan.

Kertas lain-lainnya
Bermacam kertas dengan fungsi ganda tersedia dari 18 sampai 40 gr/m2. Kertas berikut hanya diproduksi atas permintaan:
Kertas Khusus dan Security Paperuntuk Industri Rokok
Kertas-kertas berkualitas tinggi dan memiliki nilai lebihuntuk industri lain-lain
Kertas Printinguntuk Alkitab, Ensiklopedia, Booklet, dan lain-lain
Kertas Pembungkus untuk Tusuk Gigi, Sedotan, Dasi, dan lain-lain.


Proses Produksi
Dalam setiap proses produksi yang dijalankan, mulai pemilihan bahan baku, pengendalian mutu sampai pengepakan, PT Surya Zig Zag memanfaatkan teknologi terkini dan prosedur produksi sesuai standar internasional.

Tenaga kerja terampil dan profesional, perencanaan produksi yang matang, sistem dokumentasi produksi yang baik dan penggunaan mesin berteknologi canggih merupakan elemen-elemen pendukung kesuksesan PT Surya Zig Zag dalam menghasilkan produk berkualitas.

Perusahaan ini menggunakan mesin kertas rokok terbaru yang dilengkapi teknologi DCS dengan sistem kendali komputer. Penggunaan mesin berteknologi tinggi ini menjamin kecepatan produksi, mempertahankan mutu produk sesuai standar internasional dan menciptakan kepuasan pelanggan.

Diagram Proses Produksi





Nah, itulah semua info-info tentang perusahaan kertas sigaret PT Surya Zig Zag, selaku produsen kertas sigaret yang sudah Internasional. semoga info ini akan lebih membantu para blogger untuk mengetahui proses-proses pembuatan dan pemilihan bahan yang berkualitas untuk kertas sigaret. untuk lebih lengkapnya semua bisa langsung masuk ke situs web PT Surya Zig Zag klik http://www.suryazigzag.com/ina/factsheet/index.php?act=detail&p_id=42

Thx for comin' ^o^V

Selasa, 02 Oktober 2007

profile anggota da flip flop


Nama : Sutanto
NIM : 625030097
Zodiac : Leo
Hoby : berangan-angan



Nama : Novilia
Hoby : nonton, baca, nyanyi, foto2 dll



Nama : Sienna
NIM : 625030174
Zodiac : Capricon
Hoby : nonton, makan, denger lagu dll



Nama : Fendry W
NIM : 625030120
Zodiac : Cancer
Hoby : maen game, berenang, baca komik, gambar dll



Nama : Manda
NIM : 625030098
Zodiac : taurus
Hoby : nyanyi, dance, modeling, nonton film dll

Jumat, 07 September 2007

Obat Anak Sumang Cap Pedang



Jenis Rancangan : Kemasan
Jenis Produk : Pangan
Nama Produk : Obat Anak Sumang Cap Pedang

Nama Produsen : PT.Bromo Pharma Industries
Tahun Daftar Merk : No.Reg D 2016717
Lebar : 48 mm
Panjang / Tinggi : 70 mm

Teknik Produksi : Cetak Saring
Material : Kertas
Jenis Kertas : Kertas hvs
Warna : Separasi
Font : Arial Rounded MT Bold
Visual
1.Ukiran Jawa pada font border
2.Bunga dan Daun
3.Pedang

Konteks keterangan
Budaya yang mempengaruhi adalah budaya Jawa terlihat dari kata "Sumang"
kata "sumang" dalam bahasa Jawa, kalo dalam bahasa indonesia yang baik dan benar, disebut
dengan "flu"
jadi ya ini sebenernya obat flu buat anak-anak...
dilihat dari visual yang digunakan, seperti pada font border yang dihias dengan ukiran-ukiran yang Jawaaa banget, uda pastilah dapat dipastikan ini produk dalam negeri kita sendiri...
entah kenapa saya agak dipusingkan dengan adanya visual bunga dan daun, yang menurut saya ga jelas banget banget...
mungkin buat hiasan aja kali yah, sekedar pemanis...??? atau mungkin juga buat simbol gitu, yah buat nunjukkin kalo bahan-bahan dari obat ini alami, terbuat dari tumbuh-tumbuhan...
yah asumsi masing-masing deh ya...
terus ada visual pedang, nah saya sih ga gitu heran-heran amat, mungkin pedang ini dimaksudkan karena penyesuaian dengan nama produknya, Obat anak sumang cap pedang...??
atau mungkin juga biar ampuh dan mujarab, seperti pedang..???
haha...kesannya koq terlalu kejam yah, obat flu disamain sama pedang...??? tapi ya sekali lagi itu, asumsi masing-masing, terserah produsennya donk mau buat cap pedang kek, cap keris kek...dia yang buat ini haha....

Kertas Sigaret Tjap Melati



Jenis Rancangan : Kemasan
Jenis Produk : Lainnya
Nama Produk : Kertas Sigaret Tjap Melati

Nama Produsen : D.S.T Djatinom
Tahun Daftar Merk : 168874 ( Ket. :cetakan tidak jelas )
Lebar : 59 mm
Panjang / Tinggi : 82 mm

Tekhnik Produksi : Cetak Saring
Material : Kertas
Jenis Kertas : Kertas Kopi
Warna : Separasi
Font : Arial
Visual : Bunga melati
Konteks Keterangan
ayo kita ulas sedikit tentang kertas sigaret ini, banyak kan produk-produk yang menggunakan melati sebagai bahan dasar, tapi biasanya yang saya tahu produk-produk berbahan dasar melati itu biasanya kan produk teh ya...??? lhan ini koq malah produk rokok..?? ayo ada yang bisa kasi masukkan...??? karena jujur aja terus terang saya agak bingung nih...
tapi ya saya akan coba mengulas sedikit mengenai hal ini, pertama melati itu kan nama sejenis bunga, bunganya putih, kecil, dan baunya itu wangiiii sekali....
nah saya berasumsi gini nih, tapi kalo agak melantur yah tolong dimaafkan hehe...
bunga melati yang wangiiii ini tentunya dapat membuat orang terhanyut karenanya, nah sama seperti produk ini, diharapkan dapat membuat orang terhanyut, yah menikmati gitu.
selain itu, di Indonesia, melati dikenal oleh semua masyarakat, melati juga dikaitkan dengan berbagai tradisi dari berbagai suku bangsa di negara ini.
warna kemasan yang digunakan, yaitu warna coklat merupakan warna khas jawa, tradisional maksudnya...

Kertas Sigaret Cap Bintang Kuda



Jenis Rancangan : Kemasan
Jenis Produk : Lainnya
Nama produk : Kertas Sigaret Cap Bintang Kuda
Nomor Daftar Legal : 3219320
Lebar : 56 mm
Panjang / Tinggi : 75 mm

Tekhnik Produksi : Cetak Saring
Material : Kertas

Jenis Kertas : Kertas Minyak
Warna : Separasi
Font : Arial dan Tulisan Arab
Visual :
1.Kuda
2.Bintang,
3.Lingkaran
4.Ukiran
Konteks Keterangan
terdaftar, paling baik...wahhh hebat sekali sigaret ini pikir saya....
tapi yah memang kan percaya diri dan keyakinan itu hal yang paling penting dalam melakukan sesuatu...apalagi kalo mau meyakinkan konsumen...
kalo dilihat dari visual yang ada, pertama saya melihat pada warnanya...penggunaan warna yang terlalu cerah dan ceria seperti warna kuning saya pikir koq ga pas ya buat dijadiin warna produk rokok...tapi mungkin jusrtu disitulah letak menariknya, warna kuning...eye catching, dari banyak produk jika dijejerkan mungkin yang berwarna kuning inilah yang akan langsung dilihat oleh konsumen...
kemudian memakai kuda sebagai maskot, kenapa kuda...?? haha...mungkin kuda dikenal sebagai binatang yang gagah dan yang memakai produk ini bisa tampak gagah...( biar keliatan macho gitu...hehe...) apalagi ditambah dengan visual bintang....wahh keliatannya produk ini lebih gimana gitu...superstar...!!! haha...
nah kalo penggunaan bahasa arab...??? mungkin untuk menarik perhatian bangsa Indonesia yang mayoritasnya agama Islam, kan bahasa Arab merupakan salah satu budaya orang Islam...

Cigarettes Paper Cap Begisar



Jenis Rancangan : Kemasan
Jenis Produk : Lainnya
Nama produk : Cigarettes Paper Cap Begisar ( baru)
Nomor Merk Dagang Registered : No.391283
Lebar : 47 mm
Panjang / Tinggi : 76 mm
Tebal : 3 mm

Tekhnik Produksi : Cetak Saring
Material : Kertas
Jenis Kertas : Kertas hvs
Warna : Separasi
Font : Arial
Visual : bekisar

Konteks Keterangan
wah agak susah nich mengasumsi kemasan ini soalnya ayam bekisar itu jarang saya liat -_-
jadi sebelom saya asumsi saya akan coba menceritakan tentang ayam bekisar ini agar bisa ditemukan pemecahannya muheheehehe...
Ternyata ayam bekisar ini cikal bakalnya adalah berasal dari KANGEAN di wilayah Sumenep, Madura. Ayam bekisar memiliki kelebihan dibanding ayam-ayam biasa, bahkan dianggap trademark tersendiri bagi pemiliknya pada orang Madura yaitu menunjukkan status bahwa yang memelihara ayam bekisar ini adalah orang yang berduit..
Asal usul nama bekisar (sekarang) , konon tidak lepas dari diasingkannya seorang keturunan putra raja Mataram bernama Begisar (tidak aneh kalo nama yang dipake pada kemasan adalah Begisar bukan Bekisar) hingga pada tahun 1700 an, Begisar diasingkan di pulau Kangean. Nah apa yah sangkut pautnya seorang putra raja hingga menjadi nama ayam hehehehe, akan saya jelaskan...
Pada saat menjalani pengasingan itulah, Begisar mencoba mengawinkan ayam hutan hijau jantan (nama latinnya gallus varius) dengan ayam betina kampung (nama latinnya gallus domestica). Keturunan hasil kawin silang itu kemudian dipersembahkan kepada pejabat atau penguasa setempat sebagai tanda mata. Berdasar hal itu, akhirnya diketahui bahwa Begisar memiliki makna cendera mata. Hingga kini ayam Begisar atau akrab disebut ayam Bekisar selalu dipersembahkan sebagai cendera mata kepada kalangan tertentu yang memiliki 'kekuasaan'. (saya kutip dari koran MERAPI online di website)
Nah setelah menceritakan asal usulnya bisa saya asumsikan cap ayam Begisar pada kemasan cigarettes paper adalah menggambarkan suatu produk dengan kualitas bagus yang layak dijadikan 'cendera mata' untuk konsumennya, konsumen dianggap sebagai orang yang terhormat bagi produsen...
Dari simbol ayam Bekisar ini tidak dapat dipungkiri ini adalah asli produk dari Indonesia, warna kemasan juga beragam ada yang bewarna gelap dan cerah apakah mungkin untuk membedakan rasa pada paper ini atau hanya sebagai ragam kemasan, soalnya saya bukan pengkonsumsi cigarettes muheheehhee..
pada huruf yang dicetak juga hanya menggunakan huruf Arial, mungkin juga jaman dulu kan belom ada bermacam2 ragam tulisan jadi yah hanya memakai huruf yang banyak dipakai..
Yah begitulah kira2 asumsi dari saya berdasarkan asal usul ayam Bekisar hehehehe...
jangan ngantuk yach bacanya :p
terima kasih ^o^V

Daun Kawung Cap Padi



Jenis Rancangan : Kemasan
Jenis Produk : Kertas Linting

Nama Produk : Daun Kawung Cap Padi

Nama Produsen : Sri.Rukmini
Kota / Kabupaten : Babakan Tenjo
Lebar : 8 cm
Panjang / Tinggi : 10 cm

Tekhnik Produksi Cetak Print
Material : Kertas
Jenis Kertas : Kertas Roti
Warna : Separasi
Warna Font : Biru artinya adalah kepercayaan, jadi maksud menggunakan
biru sebagai warna dominan mungkin ditujukan untuk mendapatkan kepercayaan konsumen Font : Courier New
Visual : Padi

Konteks Keterangan
sewaktu saya pertama kali melihat bagian belakang dari produk ini, saya langsung tersenyum simpul..kata-katanya lugas dan terkesan sanggaaatttt amat percaya diri...
"Ini dia daun kawung sudah terpilih, lebar, lemes, putih sederhana"
nah...kesannya kan produk ini bagus banget...produsennya yaitu Sri.Rukmini pasti termasuk orang yang amat sangat optimis terbukti dari kata-katanya itu...memang kalo kita mau meyakinkan orang, tentunya kita harus mempunyai keyakinan terlebih dahulu...salut deh buat Sri.Rukmini. melihat pemilihan visual yang digunakan, yaitu padi tentunya sudah tidak mengherankan lagi, secara nama produknya saja Cap Padi.
tapi kenapa harus padi, kenapa tidak yang lain saja...??? yah itu kan terserah produsennya donk mau buat apa haha...just joking, friends..hehe...
ya kalo menurut saya pintar sekali produsen kita ini memilih menggunakan padi untuk visualnya, karena tanpa disengaja, padi itu sudah mewakili image yang ingin disampaikan melalui kata-katanya tadi itu, yaitu lebar, lemes, putih sederhana...padi banget kan..??
posisi visual padinya pun sedikit menunduk, sama ya seperti ilmu padi,
semakin berisi semakin menunduk...( maksudnya semakin baik gitu loh... )

Sheena

Rabu, 05 September 2007

Papier Cap Tanggalan




bentuk corak perbandingan :





Jenis Rancangan : Kemasan
Jenis Produk : Lainnya
Nama Produk : Papier Realy Cap Tanggalan Kwalitet Tinggi
Tahun Daftar Merk : GDP. No 130820

Lebar : 60 mm
Panjang / Tinggi : 80 mm

Tekhnik Produksi : Cetak Saring
Material : Kertas

Jenis Kertas : Kertas hvs
Warna : Separasi

Font : Times New Roman
Visual :
1 motif,seperti jalinan pita
2 tanggalan tahun 1990


konteks keterangan
Jika dilihat dari motif pada pinggiran cap tanggalan mirip dengan perbandingan gambar yang merupakan sebuah 'cukie' atau biasa disebut dengan motif kain tenunan.. maksud dari cukie sendiri adalah sebuah pola yang mengisi bagian-bagian dari kain. Misalkan, cukie tertentu dipilih untuk badan kain, cukie lainnya untuk kepala kain dan beberapa motif yang lazim dipergunakan untuk 'tapi' atau biasa disebut pola pinggir kain, dan beberapa motif lainnya lazim digunakan untuk ' biteh' yang membatasi antara beberapa motif. weks!! kok jadi bicarain kain :p
hehehehe.. tapi dari keterangan cukie tersebut ada beberapa kemiripan kok pada kemasan papier itu, yaitu corak pada kemasan juga berada pada bagian badan kemasan, bahkan coraknya juga berada dipinggiran kemasan cap tanggalan... bahkan cukie tersebut mirip dengan corak pada kemasan yaitu bercorak garis zigzag yang saling bersilangan (bener gak sich?), oleh karena kemiripan itulah saya membandingkan corak motif keduanya dan bisa saja kemasan pada papier cap tanggalan tersebut memang meniru cukie, tapi yah hanya asumsi loh karena mirip secara visual dan letaknya hehehehe... kali aja yg mendesain cuman iseng mendesain corak itu dan kebetulan mirip ma cukie muhehehehe... :p
Nah kalo dari nama "cap tanggalan" ini lah yang bikin aku rada aneh ato gimana gitu soalnya kemasan laen tuh cap nya berhubungan dengan benda mati ato benda hidup, eh yang ini malah cap tanggalan.. tapi unik sich ^^ kan anak desain paling suka yang unik en berbeda huehehe.. yah mayan lah...
owww!! mungkin saja ada pengaruh budaya tiong hwa karena orang tiong hwa itu sangat memperhatikan tanggal loh, orang tiong hwa sendiri punya tanggal versi tiong hwa yang saya sendiri juga gak gitu ngerti perhitungannya -_-
yah begitulah asumsi saya ^o^V walau emang rada2 gimana gitu wakakaka.. harap maklum en makasih telah membaca asumsi saya... =p

Kertas Sigaret Sintren Istimewa


Jenis Rancangan : Kemasan
Nama Produk : Kertas Sigaret Sintren Istimewa
Kota / Kabupaten : Pekalongan
Nomor Daftar Legal : 86785

Lebar : 7,7 cm
Panjang / Tinggi : 12,5 cm

Tekhnik Produksi Cetak Print
Material : Kertas BC
Warna : Merah, Putih, Biru
saya melihatnya secara keseluruhan, dimana warna merah dan putih bila digabungkan, menurut budaya oriental, artinya kebahagiaan sedangkan biru artinya kepercayaan, jadi bisa diartikan pemilihan warna disini dimaksudkan bahwa dengan memberikan kebahagiaan kepada
konsumen, maka produsen akan mendapatkan kepercayaan. Dan sebaliknya, dengan mendapatkan kepercayaan konsumen, maka produsen akan mendapatkan kebahagiaan.
Font : Arial Narrow ( untuk kertas sigaret ) dan Gill Sans MT ( untuk sintren )
Visual :
1.Penari Sintren
2.Ilustari Padi


sekilas tentang sintren
Sintren merupakan kesenian rakyat yang cukup populer di wilayah Karesidenan Pekalongan terutama di kalangan masyarakat pantura.
Sintren konon berasal dari legenda Sularsih-Sulandono. Sulandono adalah putera ari pasangan suami-istri Joko Bahu dan Ratnasari yang menurut kisah adalah pendiri Kota Batang, Pekalongan dan wilayah sekitarnya. Sintren menggambarkan perjalanan hidup dan kesucian seorang gadis yang diperankan seorang gadis belia yang masih suci, belum akil-balik dan tidak pernah terjamah tangan lelaki.
Pertunjukan sintren diawali tembang yang menarik perhatian para penonton yakni "Kukus Gunung". Berikutnya gadis calon sintren yang mengenakan pakaian biasa dimasukkan ke dalam kurungan dalam keadaan tangan terikat. Setelah si gadis berada dalam kurungan, kemenyan pun dibakar sementara para pelantun lagu mengalunkan tembang "Yu Sintren" yang bertujuan memanggil kekuatan dari luar. Kekuatan inilah yang nantinya mengganti busana calon sintren.
Selanjutnya akan tampak sesosok bidadari yang mengenakan pakaian kebesaran lengkap dengan kacamata hitam, berdiri anggun lalu berienggang-lenggok mengikuti irama gamelan yang dimainkan para penabuh.
Pada zaman dulu, selain sebagai sarana hiburan dan ajang komunikasi muda-mudi untuk cari jodoh, sintren juga digunakan sebagai mediasi untuk meminta turun hujan. Sekarang, sintren pun dipentaskan untuk memeriahkan hari-hari besar nasional, acara hajatan atau pun untuk menyambut tamu resmi.

konteks keterangan
pertama saya melihat desain kemasan produk kertas sigaret sintren istimewa ini saya terus terang bingung sekali, yah gimana ga mau bingung, bayangkan saja...masa di kemasannya itu sama sekali ga ada keterangan yang bisa saya dapatkan secara gamblang, siapa yang memproduksi aja ga tau, bahkan nama pemilik produk pun ga tau, sampe saya harus menerka-nerka mencari keterangan hanya melalui visualnya.
kemudian saya mulai mencari tahu terlebih dahulu mengenai "sintren"
nah saya akan mulai menjelaskan panjang dan lebar, tapi pertama saya akan menjelaskan tentang "sintren" itu tadi terlebih dahulu.
"sintren" apa itu..?? bagi anda yang mengatakan bahwa sintren adalah seorang penari,
ya selamat anda salah, sama seperti saya yang juga salah menerka...hehe...
sintren itu bukanlah penari, tetapi tarian...biasanya itu disebut dengan tari sintren,
sedangkan penarinya itu biasanya disebut pesintren. Dari hal ini kemudian saya mencari keterangan lebih dalam lagi, ternyata tari sintren itu berasal dari Pekalongan,
ya sintren adalah tarian tradisional daerah Pekalongan. Dan sintren itu merupakan sebuah
tarian magis yang bersumber dari legenda cinta kasih Sulasih dan Sulandono.
( saya ga ngarang loh, ini fakta haha.... )
nah sekarang saya kembali dipusingkan dengan hubungan sintren itu tadi dengan kertas sigaret
apa coba hubungannya...??? semakin dipikir koq rasanya saya semakin melantur,
mau tau asumsi saya yang "melantur" itu...??? haha...menurut saya, sintren itu kan tarian,
dimana tariannya itu ditarikan oleh seorang wanita, wanita cantik tentunya, yah kalo yang menarikannya wanita, tentunya yang nonton yah kaum pria lah
secara sintren ini kan tujuannya untuk menghibur...nah jadi menurut asumsi saya,
sintren itu diibaratkan sebagai sesuatu untuk menghibur, untuk dinikmati....
ya sigaret itu kan juga pada dasarnya digunakan untuk dinikmati,
bagi para perokok, yang namanya rokok itu kan indahhhhh bener rasanya,
sama seperti sintren, ya pasti indahhhh bener lah rasanya melihat penari wanita yang melenggak-lenggok kesana kemari...

Jamu Sariawan / Obat sakit Sariawan Cap Widayat Putra



Jenis rancangan : Kemasan
Nama Produk : Jamu Sariawan / Obat sakit sariawan

Nama Pemilik Produk : Pengrajin Jamu Ibu Parni
Nama Produsen : Widayat Putra
Kota / Kabupaten : Solo

Lebar : 65 mm
Panjang /Tinggi : 85 mm
Teknik Produksi Cetak Saring
Material : Kertas
Jenis Kertas : Kertas Art Paper
Font : Script MT Bold
Visual :
1. Gambar ibu sedang memegang pipi anaknya
2. Gambar laki-laki
Mari bersama mengetahui tentang sariawan ^^
Sariawan atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan. Bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun berkelompok. Sariawan dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi, serta langit-langit dalam rongga mulut. Meskipun tidak tergolong berbahaya, namun sariawan sangat mengganggu.
Sariawan dapat disebabkan oleh kondisi mulut itu sendiri, seperti kebersihan mulut yang buruk, pemasangan gigi palsu, luka pada mulut karena makanan atau minuman yang terlalu panas, dan kondisi tubuh, seperti adanya alergi atau infeksi.
Sariawan identik dengan kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin itu memang mengakibatkan jaringan di dalam rongga mulut dan jaringan penghubung antara gusi dan gigi mudah robek yang akhirnya menyebabkan sariawan. Namun, kondisi tersebut dapat diatasi jika kita sering mengonsumsi buah dan sayuran.
Sariawan umumnya ditandai dengan rasa nyeri seperti terbakar yang terkadang menyebabkan penderita sulit untuk menelan makanan, dan bila sudah parah dapat menyebabkan demam. Gangguan sariawan dapat menyerang siapa saja, termasuk bayi yang masih berusia 6-24 bulan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa faktor psikologis (seperti emosi dan stres) juga merupakan faktor penyebab terjadinya sariawan. Kondisi lainnya yang diduga memicu sariawan yaitu kekurangan vitamin B, vitamin C, serta zat besi; luka tergigit pada bibir atau lidah akibat susunan gigi yang tidak teratur; luka karena menyikat gigi terlalu keras atau bulu sikat gigi yang sudah mengembang; alergi terhadap suatu makanan (seperti cabai dan nanas); gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi); menurunnya kekebalan tubuh (setelah sakit atau stres yang berkepanjangan); dan adanya infeksi oleh mikroorganisme.
Sariawan dapat diredakan dengan menggunakan beberapa jenis obat, baik dalam bentuk salep (yang mengandung?antibiotika dan penghilang rasa sakit), obat tetes, maupun obat kumur. Saat ini, sudah banyak tersedia pasta gigi yang dapat mengurangi terjadinya sariawan. Jika sariawan sudah terlanjur parah, dapat digunakan antibiotika dan obat penurun panas (bila disertai dengan demam). Sariawan umumnya akan sembuh dalam waktu 4 hari. Namun, bila sariawan tidak kunjung sembuh, segera periksakan ke dokter, karena hal itu dapat menjadi gejala awal adanya kanker mulut.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya sariawan, antara lain yaitu menghindari kondisi stres; sering mengonsumsi buah dan sayuran, terutama yang mengandung vitamin B, vitamin C, dan zat besi; menjaga kesehatan atau kebersihan gigi dan mulut; serta menghindari makanan dan obat-obatan yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada rongga mulut.
Konteks Keterangan
Pertama kali liat gambar kemasan ini, mo tertawa terkekeh-kekeh kok kesannya ibunya sadis amat toh, anaknya seperti ditepak ( hm..apa ya bahasanya, mirip ditabok gitu deh )
tau-taunya kalo liat judulnya, oh..ini jamu sariawan.. ( mungkin maksud gambarnya, pipi anaknya sakit karena sariawan, trus dielus-elus ama emaknya, tapi jadi lucu)
baju ibunya seperti kebaya encim, sedangkan anaknya pakai baju oto, baju yang mirip dengan baju yang biasa dipakai oleh anak di negeri Tiongkok.
dan Pak Widayat Putra juga ngga mo kalah nebeng foto, pake mahkota raja lagi..seolah-olah ini jaminan mutu nya Pak widayat, dan sedikit bakat narsis

Kamis, 30 Agustus 2007

Kertas Tembakau Manis Cap Wayang Narayana




Jenis Rancangan : Kemasan
Jenis Produk : Lainnya
Nama Produk : Kertas Tembakau Manis Narayana Kwalitet Istimewa
Tahun Daftar Merk : Terdaftar No.551561
Lebar : 46 mm
Panjang / Tinggi: 79 mm

Tekhnik Produksi : Cetak Saring
Material : Kertas
Jenis Kertas : Kertas hvs
Warna : Separasi
Font : Times New Roman, Arial Bold, Arial Narrow
Visual : Sebuah Wayang

sekilas tentang wayang
Wayang adalah pedalangan dan drama tradisional Indonesia, yang sudah digemari oleh rakyat Indonesia sejak zaman prasejarah sampai sekarang. Wayang yang berasal dari kata bayang, mulai pada zaman purbakala sebagai upacara memanggil arwah dengan memasang lampu minyak kelapa dan menayangkan bayangan pada dinding atau kain putih yang dibentangkan. Wayang kemudian berkembang sejak abad ke-9 dan ke-IO sebagai media untuk pementasan lakon-lakon yang diciptakan bertemakan sastra epos Ramayana dan Mahabharata, dan kemudian sejak abad-abad pertengahan diciptakan pula lakon-lakon bertemakan agama Islam. Jenis-jenis wayang berkembang pesat dari zaman ke zaman, sehingga pada saat ini, terdapat lebih dari 60 jenis wayang, tersebar di seluruh Indonesia.
Beberapa jenis wayang berupa boneka 2 dimensi, terbuat dari kulit, dioperasikan oleh dalang di depan layar kain diterangi oleh lampu, dapat ditonton dari depan atau dari belakang layar, misalnya Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta. Beberapa jenis wayang terdiri dari boneka-boneka tiga dimensi terbuat dari kayu, misalnya Wayang Golek Sunda. Adapun wayang
yang peran-perannya dimainkan oleh manusia, misalnya Wayang Orang, bahkan ada yang menggunakan gambar pada gulungan kain (Wayang Beber) atau yang tidak memakai alat bantu sama sekali, tetapi hanya suara dan gerak tubuh manusia (Wayang Jemblung Banyumas).
Wayang istiwewa sebagai bentuk kesenian karena memiliki sifat-sifat yang dalam bahasa Jawa disebut adiluhung dan edipeni, yaitu sangat agung dan luhur, dan juga sangat indah (etika dan estetika). Para sarjana dunia telah menyebutkan wayang sebagai bentuk drama yang paling canggih di dunia. Wayang berfungsi sebagai tontonan dan tuntunan, dan merupakan gabungan lima jenis seni; yakni.
1. Seni Widya (filsafat dan pendidikan)
2. Seni Drama (pentas dan musik karawitan)
3. Seni Gatra (pahat dan seni lukis)
4. Seni Ripta (sangit dan sastra)
5. Seni Cipta (konsepsi dan ciptaan-ciptaan baru)

konteks Keterangan
pada kemasan kertas tembakau ini menggunakan sebuah cap gambar wayang Narayana yang identik dengan budaya Indonesia asli etnis Jawa dan Bali. Wayang sendiri merupakan sebuah karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga. Cap wayang ini juga disesuaikan pada kata kwaliteit
istimewa yang artinya produk kertas tembakau ini berkualitas bagus, karena pada dasarnya wayang itu sendiri adalah sebuah mahakarya yang sangat bernilai.
kalo diliat dari segi warna yang dipakai yaitu warna merah, kuning oranye, dan hijau menunjukkan nuansa etnis tiong hwa yang dipadukan dengan dengan etnis jawa yaitu simbol wayang, mungkin saja untuk menarikperhatian konsumen yang sebagian besar targetnya adalah org Indonesia asli.
Narayana adalah merupakan dewa kepercayaan bagi orang India, jika ditinjau lebih lanjut maka pada kemasan ini terdiri dari 3 kebudayaan etnis yang berbeda.