Selasa, 27 November 2007
Budaya Tionghua - Sejarah Panjang dalam Sekerat Penganan
Maria Hartiningsih dan Frans Sartono
Penganan oleh-oleh tak hanya sekadar olahan adonan. Di dalamnya ada kisah heroik untuk bertahan dan tegak menghadapi tantangan zaman. Di dalam rasa yang diciptakan terkandung ketekunan, kesabaran, dan kecintaan para pembuatnya yang mampu menghadirkan masa lalu dalam kekinian.
Posisi penganan yang sekunder di dalam masyarakat lokal justru mendongkraknya ke posisi strategis dalam industri perjalanan (traveling). Orang yang tinggal di Salatiga paling cuma beli enting-enting gepuk untuk suguhan tamu, atau oleh-oleh kalau mau pergi ke luar kota, ujar Yusuf Kurniajaya alias Khoe Yoe Tjay (48), pengusaha enting-enting gepuk dari Salatiga.
Yusuf, yang merupakan generasi ketiga produsen enting- enting gepuk itu, memahami benar fungsi enting-enting gepuk pada zaman di mana industri makanan digerakkan modal raksasa. Ia tahu, dalam peta makanan, enting-enting, sebagaimana jenis penganan kampung lainnya, termasuk jenis makanan sekunder.
Orang tidak sehari-hari membeli. Ini lebih menjadi kebutuhan pelancong. Tapi justru itu yang menolong kami, sambungnya.
Dalam posisinya sebagai penganan oleh-oleh, Yusuf tidak khawatir dengan kenaikan harga bahan bakar minyak dan krisis ekonomi, yang memang berimbas pada biaya produksi dan harga produk enting-enting.
Tradisi mudik, orang melancong, itu bukan urusan harga. Orang melancong ndak ngurus harga kacang. Orang jauh-jauh dari Medan atau dari mana ke Salatiga tidak akan memikirkan berapa harga oleh-oleh. Mosok lewat sekali ndak beli.
Di Yogyakarta, hal senada dikemukakan Yenny Susanto (63), menantu dari pembuat bakpia generasi pertama di Yogyakarta, Liem Yung Yen, produsen Bakpia Pathok 75. Kalau musim liburan yang beli sampai pakai nomer, ujar Ny Trijaya (41), ibu rumah tangga, asal Yogyakarta.
Penuh tantangan
Posisi enting-enting gepuk dan bakpia itu mengalami berbagai tantangan di setiap tahapannya. Kedua jenis penganan itu diinspirasi penganan serupa dari China. Mereka mengalami adaptasi rasa dan evolusi bentuk, disesuaikan dengan budaya dan lidah setempat.
Dulu isi bakpia macam-macam, biasanya disajikan pada hari besar China yang mirip Ruwahan di sini, jelas Yenny dalam bahasa Jawa yang kental, di toko pusat oleh-oleh milik keluarganya di Jalan KS Tubun 75, Yogyakarta.
Ayah mertuanya, Liem Yung Yen, dulu menjual bakpia ke kampung-kampung di Yogyakarta pada tahun 1940-an. Kemudian Yung Yen merintis bakpia isi kacang hijau seperti yang dikenal sekarang ini. Jenis makanan itu kemudian diproduksi beramai-ramai oleh mereka yang punya modal, dengan bantuan para mantan karyawannya. Ini membuat bakpia semakin dikenal dan dalam perjalanannya kemudian menggeser posisi jenis oleh-oleh lain, yang dulu sebelumnya dikenal sebagai khas Yogya.
Ketika ayah mertuanya masih aktif, ia tidak mau menambah produksinya. Kalau habis ya habis saja, ya segitu saja rezekinya hari itu, kenang Yenny. Liem Yung Yen juga menciptakan bakpao dengan merek Yung Yen. Sekarang merek itu dipakai oleh banyak orang, lanjut Yenny.
Lain lagi dengan riwayat enting-enting gepuk cap Kelenteng dan 2 Hoolo. Kakek Yusuf, Khoe Tjong Hok, asal Fukkian, China, memulai usaha enting-enting gepuk tahun 1920-an di Salatiga. Sang kakek yang datang dari Provinsi Fukkian, China, tahun 1900-an, itu konon adalah perintis pembuatan enting-enting gepuk Salatiga.
Sampai tahun 1960-an, enting-enting buatan Tjong Hok belum bermerek dan masih dibungkus dengan kelobot atau kulit jagung yang dikeringkan. Nenek saya menjual pakai tampah ke pasar dan ke kampung-kampung, ujar Yusuf.
Awal tahun 1960-an, enting-enting Tjong Hok mulai dibungkus kertas khusus dan diberi cap Kelenteng. Maklum, Tjong Hok adalah juru kunci kelenteng Hok Tik Bio (Biara Dewa Bumi) di Salatiga.
Hampir bersamaan waktunya, di daerah Salaman, Magelang, Ny Ong King Liem mulai membuat wajik untuk dijual pada tahun 1939. Usaha yang lumayan berkembang dengan merek paten Wajik Ny. Week tahun 1980 itu berubah menjadi Wajik Week, dengan Untung Gianto (49) sebagai urutan kelima dinasti penerusnya.
Di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, almarhum mBok Tumpuk merintis rempeyek tumpuk. Dulu orang-orangtua kami buruh geplak, kenang Tumpuk Ciptodihardjo (72) di bangku belakang toko oleh-olehnya di Bantul. Semua orang desa membuat geplak, katanya.
Waktu zaman Jepang penganan itu namanya gola kompos, terbuat dari kelapa diparut, dicampur gula, dimasak, ditaruh di tampah, diiris-iris, dan dikeringkan sebelum dijual. Kata Pak Tumpuk, istrinya kreatif membuat bentuk- bentuk geplak dan rasanya enak sehingga banyak dicari pelanggan.
Istri saya mulai berdiri sendiri tahun 1963, kenang Pak Tumpuk tentang sang istri yang meninggal tahun 1994. Mbok Tumpuk menciptakan rempeyek tumpuk tahun 1980-an. Sekarang banyak yang mbuat, tetapi Ibu yang pertama, sambung Kelik, menantu Pak Tumpuk yang ikut mengelola usaha.
Perubahan derajat
Perubahan zaman menaikkan posisi jenis penganan tertentu yang dulu diidentikkan dengan orang bawah, dan menurunkan posisi jenis makanan lain yang dulu hanya menjadi santapan para priayi.
Makanan rakyat seperti karak dan intip yang dijual di kampung-kampung itu sekarang juga menghuni toko-toko oleh-oleh bergengsi. Ismu Mitro Rahardjo (60) adalah pembuat karak yang menyaksikan perubahan status itu. Ia adalah generasi ketiga pembuat karak di Kampung Bratan, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
Ia melanjutkan usaha yang dirintis sang kakek, Mbah Wiryo Wikromo, bersama dua saudaranya yang lain, Cokro dan Minto, sejak zaman kolonial. Orang Solo mengenal karak mereka sebagai karak (M)bratan.
Dulu, karak itu dijual langsung ke kampung-kampung. Nenek Ismu mendistribusikannya dengan berjalan kaki mengendong srumbung, tenggok yang dilengkapi gulungan anyaman bambu untuk memperbesar daya tampung.
Ismu meneruskan usaha karak itu sejak tahun 1980. Ia masih menggunakan jalur distribusi tradisional, dengan memasok ke para penjual. Awal tahun 1990-an mulai ada agen yang meminta pasokan untuk dikemas dalam plastik dan dipasok ke toko-toko. Para agen itu membeli karak dalam ukuran kiloan.
Awal tahun 1990-an, karak mulai dijual ke toko-toko yang dulu tak pernah memasukkan karak sebagai item dagangannya. Para pengusaha itu rupanya melihat orang- orang berduit datang mencari karak sebagai oleh-oleh.
Para agen inilah yang lalu menjadi perantara antara produsen dan konsumen. Banyak konsumen minta karak agak gosong, ujar Ismu, yang mempekerjakan 10 tenaga kerja termasuk menantunya. Agak susah karena waktu menggoreng lebih lama dengan tenaga ekstra.
Dalam posisinya sebagai oleh-oleh, produksi intip telah menghidupkan industri rumah tangga. Salah satunya adalah intip Mbak Sri, merek intip yang diambil dari nama Sri Mulyati, istri Frans Rahawari (27), warga kampung Dawung Wetan, Solo, yang memproduksi intip itu.
Produksi intip Mbak Sri menghidupi lima keluarga yang memasok bahan dasar berupa intip mentah. Setiap hari setiap keluarga memasok 30 intip, dicetak di kendil. Sehari Mbak Sri menggoreng 100-250 intip, tergantung permintaan.
Sementara kue yang dulu hanya menjadi santapan para priagung, seperti Roti Mandarijn, seiring perubahan zaman dan perubahan status sosial serta tingkat hidup sebagian anggota masyarakat, harganya bisa dicapai oleh semakin banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat.
Pasar oleh-oleh
Produksi oleh-oleh itu sampai ke tangan pelanggan sebagian besar melalui pusat oleh-oleh. Salah satunya adalah satu kios oleh-oleh milik Arini Purnawan di Pasar Jongke, pasar khusus oleh-oleh di Solo. Arini semula adalah pembuat abon. Ia jeli melihat pembeli yang ternyata juga memburu penganan kampung.
Ketika memulai usaha tahun 2000, tokonya menjadi seperti supermarket oleh-oleh. Ia mulai mengamati perilaku konsumen. Dari situ Arini menangkap pentingnya kemasan supaya pembeli merasa nyaman dan bangga menenteng penganan oleh-oleh. Materi makanan juga digarap sesuai perilaku kaum urban yang tak mau susah- susah ngemil.
Dulu belut goreng kan tebal-tebal, keras banget, susah dimakan, katanya.
Ia lalu meminta kepada pemasok agar menyediakan belut muda berukuran lebih kecil dan menggorengnya dengan tepung agar lebih renyah.
Arini paham bahwa dalam bisnis itu rasa adalah segalanya. Pembeli tak peduli pada harga. Prinsipnya kalau saya sendiri enggak doyan ya enggak saya jual. Saya sendiri- lah yang menjadi tester, lanjut Arini.
Makanan jenis lain pun diadaptasi sesuai gaya hidup konsumen. Dulu banyak pembeli mengeluh keripik ceker keras. Saya olah supaya kemripik, renyah, sambungnya.
Bisnis oleh-oleh, setidaknya dalam lima tahun terakhir ini, tak bisa lagi dilihat sebelah mata. Pusat oleh-oleh tumbuh di berbagai kota. Oleh-oleh digarap sebagai usaha profesional.
Kemasan yang apik seperti membungkus dapur tradisional yang penuh jelaga dan kerja keras para pembuatnya. Para pedagang oleh-oleh itu dengan jeli mengemas dan menjual oleh-oleh. Sejarah panjang penganan itu ikut terkemas di dalamnya.
sumber : http://www.mail-archive.com/budaya_tionghua@yahoogroups.com/msg04451.html
Misi pencarian data



Perjalanan ke kelenteng Dewi Samudera :
pada tanggal 1 november 2007 kita sekelompok pergi mengunjungi klenteng Dewi Samudera di jalan Bandengan Selatan no 38. Pertama kali kita menemui salah seorang pengurus klenteng dan kita tidak diperbolehkan untuk photo2, tapi pada akhirnya dengan mulut manis kami berhasil membujuk penanggung jawab untuk diwawancara. Setelah mengadakan wawancara kami diperbolehkan untuk mengambil beberapa photo dan itu juga harus di daerah halaman klenteng, bukan di dalamnya karena ada pantangan untuk mengambil photo didalam tempat sembahyang. alasan kelompok kami mengunjungi klenteng adalah mencari referensi sehubungan dengan elemen utama pada kemasan yang kami bahas yaitu enting-enting gepuk cap klenteng dan 2 hoolo.
Dari wawancara kami mendapat berbagai data sebagai berikut mengenai klenteng ini :
- Klenteng Dewi Samudera ini sudah berumur kurang lebih 300 tahun .
- Klenteng ini menjadi 5 besar klenteng yang berumur paling tua di seluruh Jakarta.
- Dewi Samudera menjadi Dewi utama yang disembah. Dewi Samudera adalah dewi yang berdiam dan menguasai lautan.
- Klenteng ini digunakan sebagai tempat sembahyang, dan segala bentuk kegiatan di luar kepentingan sembahyang tidak diperkenankan.
- Pelestarian klenteng diperoleh dari sumbangan orang-orang yang datang berkunjung, tidak ada badan khusus yang mendanai.
- Klenteng ini pada awalnya adalah tempat yang didirikan bersama sebagai keperluan berkumpul.
- Selain Dewi Samudera sebagai Dewi utama, ada juga Dewa-Dewa pendamping lainnya seperti Dewi Kwan Im, Dewa Kuan Kong dan lain-lain.
Nah itu adalah semua data yang kami dapat dari hasil wawancara dengan penganggung jawab klenteng, kami juga menanyakan beberapa hal tentang ornamen dan corak yang ada di dalam klenteng itu tapi penanggung jawab sendiri juga kurang mengerti akan makna ornamen dan corak tersebut. Setelah selesai wawancara kami mengambil beberapa photo untuk dijadikan kenangan, serta kami menyumbang sedekah sebagai rasa terima kasih karena diperbolehkan untuk berkunjung.
Kamis, 04 Oktober 2007
PT SURYA ZIG ZAG -cigarette paper manufacturer-
Ada baiknya kalau kita ingin lebih memahami tentang pembuatan, proses produksi, bermacam tipe kertas untuk sigaret dll.. mari kita mulai saja ok... ^o^V
PROFILE
PT Surya Zig Zag mengawali perjalanan operasinya pada tahun 1989 dengan produk utama kertas rokok, plug wrap paper dan tipping base paper yang memiliki berat baku 18 sampai 40 gr/m2.
Perusahaan ini didukung oleh staf terlatih dan berpengalaman disamping mesin produksi berteknologi canggih untuk menghasilkan produk berkualitas. Paper Machine #1 yang dilengkapi dengan peralatan kendali dan sistem otomasi yang canggih mampu memproduksi 10.000 ton kertas per tahun.
Menanggapi perkembangan yang begitu pesat dan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang menjadi lebih kompleks, pada tahun 1996 perusahaan ini mendatangkan Paper Machine #2 dengan teknologi terbaru yang memiliki kemampuan produksi 14.000 ton per tahun.
Kini, dengan kapasitas sebesar 24.000 ton per tahun, PT Surya Zig Zag dikenal sebagai salah satu produsen kertas rokok terbesar dan ternama di Asia-Pasifik, Afrika dan beberapa negara di Eropa, serta dikenal terdepan dalam pengembangan produk berkualitas di bidang industri rokok international.
Guna memastikan bahwa sistem jaminan kualitas selalu sesuai dengan ISO 9001-2000, perusahaan ini hanya menggunakan bahan baku berkualitas tinggi. Tidak hanya itu, tim riset dan pengembangan kami terus melakukan penelitian guna mengimbangi perkembangan teknologi dan menciptakan diversifikasi produk.
PT Surya Zig Zag senantiasa berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan, karyawan, pemegang saham, pebisnis dan masyarakat.
Kesuksesan perusahaan ditandai dengan berbagai penghargaan dan sertifikasi yang diraih, antara lain:
1997-1998: Green Rating Industry dari Bapedal (Badan Pengelola Dampak Lingkungan).
1997-1998: Eksportir Kertas Sigaret Terbesar di Indonesia.
1998 : ISO 9002:1994 Sertifikat Sistem Manajemen Kualitas dari Lloyd’s Register Quality Assurance (LRQA).
2001: ISO 9001:2000 Sertifikat Sistem Manajemen Kualitas dari Lloyd’s Register Quality Assurance (LRQA).
DISTRIBUSI
PT Surya Zig Zag telah memperoleh kepercayaan sebagai produsen kertas yang profesional dan kredibel dari sejumlah produsen rokok di Indonesia dan manca negara.
Produk PT Surya Zig Zag telah diekspor ke beberapa negara diantaranya:
Asia Pasifik seperti Cina, Taiwan, Singapura, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja, Philipina, Australia dan banyak lagi lainnya.
Timur Tengah seperti Yordania, Syria dan Uni Emirat Arab.
Afrika seperti Mesir.
serta negara-negara lain di berbagai belahan dunia.
Sejumlah besar perusahaan terkenal di wilayah tersebut telah menggunakan produk PT Surya Zig Zag dan menjadi rekan bisnis kami yang setia selama bertahun-tahun. Berbekal produk-produk andalan serta kepercayaan pelanggan, kami percaya bahwa pasar produk kami akan meluas di masa mendatang.
PRODUK PT Surya Zig Zag :
Kertas sigaret
Kertas sigaret yang diproduksi dikenal memiliki kualitas prima, sehingga selain sejumlah besar produsen rokok, banyak pula industri lain yang turut menggunakan produk kertas ini.
PT Surya Zig Zag menjamin mutu setiap produk yang dihasilkan dan mampu memenuhi setiap permintaan pelanggan, bahkan untuk produk yang sangat khusus, dari kertas dengan berat baku 18 sampai 40 gr/m2, dari produk berbahan baku 100% pulp dari kayu sampai yang berbahan campuran antara pulp kayu dan bukan kayu, air permeability 20 sampai 120 CU, kertas tanpa garis maupun verge dan repse, ukuran produk jadi dari bobbin sampai rol besar.
Kertas Plug Wrap
Sebagai salah satu produk andalan, proses produksi kertas plugwrap tanpa pori ini di jalankan dengan sangat teliti guna menjamin kualitas produk yang dihasilkan.
Kertas plugwrap tanpa pori termasuk jenis produk dengan spesifikasi yang cukup kompleks. Agar dapat memenuhi tingginya standar mutu yang ditetapkan oleh pelanggan, PT Surya Zig Zag berupaya mencapai parameter yang disyaratkan, mulai berat baku, opasitas, formasi kertas, hingga kadar keputihan dan sebagainya.
Kertas Tipping
PT Surya Zig Zag memproduksi kertas dasar tipping warna putih maupun kuning, serta kertas tipping pembungkus filter siap pakai yang memenuhi standar kualitas internasional. Mengingat pentingnya peranan kertas ini pada hasil akhir produk rokok, beberapa parameter seperti opasitas, tingkat kecerahan, ketebalan, dan tingkat halus atau kasarnya permukaan kertas dan sebagainya telah melalui pengujian teliti.
Tidak hanya itu, PT Surya Zig Zag juga melakukan sistem kontrol yang ketat dalam setiap tahap proses produksi. Penggunaan bahan baku terpilih, tenaga produksi profesional dan didukung pengalaman bertahun-tahun dalam produksi kertas tipping, membuat produk akhir dapat memenuhi semua kualifikasi yang dibutuhkan oleh pelanggan.
Kertas lain-lainnya
Bermacam kertas dengan fungsi ganda tersedia dari 18 sampai 40 gr/m2. Kertas berikut hanya diproduksi atas permintaan:
Kertas Khusus dan Security Paperuntuk Industri Rokok
Kertas-kertas berkualitas tinggi dan memiliki nilai lebihuntuk industri lain-lain
Kertas Printinguntuk Alkitab, Ensiklopedia, Booklet, dan lain-lain
Kertas Pembungkus untuk Tusuk Gigi, Sedotan, Dasi, dan lain-lain.
Proses Produksi
Dalam setiap proses produksi yang dijalankan, mulai pemilihan bahan baku, pengendalian mutu sampai pengepakan, PT Surya Zig Zag memanfaatkan teknologi terkini dan prosedur produksi sesuai standar internasional.
Tenaga kerja terampil dan profesional, perencanaan produksi yang matang, sistem dokumentasi produksi yang baik dan penggunaan mesin berteknologi canggih merupakan elemen-elemen pendukung kesuksesan PT Surya Zig Zag dalam menghasilkan produk berkualitas.
Perusahaan ini menggunakan mesin kertas rokok terbaru yang dilengkapi teknologi DCS dengan sistem kendali komputer. Penggunaan mesin berteknologi tinggi ini menjamin kecepatan produksi, mempertahankan mutu produk sesuai standar internasional dan menciptakan kepuasan pelanggan.
Diagram Proses Produksi

Nah, itulah semua info-info tentang perusahaan kertas sigaret PT Surya Zig Zag, selaku produsen kertas sigaret yang sudah Internasional. semoga info ini akan lebih membantu para blogger untuk mengetahui proses-proses pembuatan dan pemilihan bahan yang berkualitas untuk kertas sigaret. untuk lebih lengkapnya semua bisa langsung masuk ke situs web PT Surya Zig Zag klik http://www.suryazigzag.com/ina/factsheet/index.php?act=detail&p_id=42
Thx for comin' ^o^V
Selasa, 02 Oktober 2007
profile anggota da flip flop
Nama : Sutanto
NIM : 625030097
Zodiac : Leo
Hoby : berangan-angan

Nama : Novilia
Hoby : nonton, baca, nyanyi, foto2 dll

Nama : Sienna
NIM : 625030174
Zodiac : Capricon
Hoby : nonton, makan, denger lagu dll
Nama : Fendry W
NIM : 625030120
Zodiac : Cancer
Hoby : maen game, berenang, baca komik, gambar dll

Nama : Manda
NIM : 625030098
Zodiac : taurus
Hoby : nyanyi, dance, modeling, nonton film dll
Jumat, 07 September 2007
Obat Anak Sumang Cap Pedang

Jenis Rancangan : Kemasan
Jenis Produk : Pangan
Nama Produk : Obat Anak Sumang Cap Pedang
Tahun Daftar Merk : No.Reg D 2016717
Lebar : 48 mm
Panjang / Tinggi : 70 mm
Teknik Produksi : Cetak Saring
Material : Kertas
Warna : Separasi
Konteks keterangan
Kertas Sigaret Tjap Melati

Jenis Produk : Lainnya
Nama Produk : Kertas Sigaret Tjap Melati
Tahun Daftar Merk : 168874 ( Ket. :cetakan tidak jelas )
Lebar : 59 mm
Panjang / Tinggi : 82 mm
Material : Kertas
Jenis Kertas : Kertas Kopi
Warna : Separasi
Kertas Sigaret Cap Bintang Kuda

Jenis Produk : Lainnya
Nama produk : Kertas Sigaret Cap Bintang Kuda
Lebar : 56 mm
Panjang / Tinggi : 75 mm
Tekhnik Produksi : Cetak Saring
Material : Kertas
Warna : Separasi
Cigarettes Paper Cap Begisar

Jenis Rancangan : Kemasan
Jenis Produk : Lainnya
Nama produk : Cigarettes Paper Cap Begisar ( baru)
Panjang / Tinggi : 76 mm
Tebal : 3 mm
Tekhnik Produksi : Cetak Saring
Material : Kertas
Font : Arial
wah agak susah nich mengasumsi kemasan ini soalnya ayam bekisar itu jarang saya liat -_-
Daun Kawung Cap Padi

Jenis Rancangan : Kemasan
Jenis Produk : Kertas Linting
Nama Produk : Daun Kawung Cap Padi
Nama Produsen : Sri.Rukmini
Kota / Kabupaten : Babakan Tenjo
Lebar : 8 cm
Panjang / Tinggi : 10 cm
Tekhnik Produksi Cetak Print
Material : Kertas
Jenis Kertas : Kertas Roti
Warna : Separasi
Warna Font : Biru artinya adalah kepercayaan, jadi maksud menggunakan
biru sebagai warna dominan mungkin ditujukan untuk mendapatkan kepercayaan konsumen Font : Courier New
Visual : Padi
Konteks Keterangan
sewaktu saya pertama kali melihat bagian belakang dari produk ini, saya langsung tersenyum simpul..kata-katanya lugas dan terkesan sanggaaatttt amat percaya diri...
"Ini dia daun kawung sudah terpilih, lebar, lemes, putih sederhana"
nah...kesannya kan produk ini bagus banget...produsennya yaitu Sri.Rukmini pasti termasuk orang yang amat sangat optimis terbukti dari kata-katanya itu...memang kalo kita mau meyakinkan orang, tentunya kita harus mempunyai keyakinan terlebih dahulu...salut deh buat Sri.Rukmini. melihat pemilihan visual yang digunakan, yaitu padi tentunya sudah tidak mengherankan lagi, secara nama produknya saja Cap Padi.
tapi kenapa harus padi, kenapa tidak yang lain saja...??? yah itu kan terserah produsennya donk mau buat apa haha...just joking, friends..hehe...
ya kalo menurut saya pintar sekali produsen kita ini memilih menggunakan padi untuk visualnya, karena tanpa disengaja, padi itu sudah mewakili image yang ingin disampaikan melalui kata-katanya tadi itu, yaitu lebar, lemes, putih sederhana...padi banget kan..??
posisi visual padinya pun sedikit menunduk, sama ya seperti ilmu padi,
semakin berisi semakin menunduk...( maksudnya semakin baik gitu loh... )
Rabu, 05 September 2007
Papier Cap Tanggalan

bentuk corak perbandingan :



Jenis Rancangan : Kemasan
Jenis Produk : Lainnya
Nama Produk : Papier Realy Cap Tanggalan Kwalitet Tinggi
Tahun Daftar Merk : GDP. No 130820
Lebar : 60 mm
Panjang / Tinggi : 80 mm
Material : Kertas
Warna : Separasi
1 motif,seperti jalinan pita
2 tanggalan tahun 1990
Kertas Sigaret Sintren Istimewa

Nama Produk : Kertas Sigaret Sintren Istimewa
Kota / Kabupaten : Pekalongan
Nomor Daftar Legal : 86785
Lebar : 7,7 cm
Panjang / Tinggi : 12,5 cm
Tekhnik Produksi Cetak Print
Material : Kertas BC
Warna : Merah, Putih, Biru
saya melihatnya secara keseluruhan, dimana warna merah dan putih bila digabungkan, menurut budaya oriental, artinya kebahagiaan sedangkan biru artinya kepercayaan, jadi bisa diartikan pemilihan warna disini dimaksudkan bahwa dengan memberikan kebahagiaan kepada konsumen, maka produsen akan mendapatkan kepercayaan. Dan sebaliknya, dengan mendapatkan kepercayaan konsumen, maka produsen akan mendapatkan kebahagiaan.
Font : Arial Narrow ( untuk kertas sigaret ) dan Gill Sans MT ( untuk sintren )
Visual :

sekilas tentang sintren
Sintren merupakan kesenian rakyat yang cukup populer di wilayah Karesidenan Pekalongan terutama di kalangan masyarakat pantura.
Sintren konon berasal dari legenda Sularsih-Sulandono. Sulandono adalah putera ari pasangan suami-istri Joko Bahu dan Ratnasari yang menurut kisah adalah pendiri Kota Batang, Pekalongan dan wilayah sekitarnya. Sintren menggambarkan perjalanan hidup dan kesucian seorang gadis yang diperankan seorang gadis belia yang masih suci, belum akil-balik dan tidak pernah terjamah tangan lelaki.
Pertunjukan sintren diawali tembang yang menarik perhatian para penonton yakni "Kukus Gunung". Berikutnya gadis calon sintren yang mengenakan pakaian biasa dimasukkan ke dalam kurungan dalam keadaan tangan terikat. Setelah si gadis berada dalam kurungan, kemenyan pun dibakar sementara para pelantun lagu mengalunkan tembang "Yu Sintren" yang bertujuan memanggil kekuatan dari luar. Kekuatan inilah yang nantinya mengganti busana calon sintren.
Selanjutnya akan tampak sesosok bidadari yang mengenakan pakaian kebesaran lengkap dengan kacamata hitam, berdiri anggun lalu berienggang-lenggok mengikuti irama gamelan yang dimainkan para penabuh.
Pada zaman dulu, selain sebagai sarana hiburan dan ajang komunikasi muda-mudi untuk cari jodoh, sintren juga digunakan sebagai mediasi untuk meminta turun hujan. Sekarang, sintren pun dipentaskan untuk memeriahkan hari-hari besar nasional, acara hajatan atau pun untuk menyambut tamu resmi.
konteks keterangan
pertama saya melihat desain kemasan produk kertas sigaret sintren istimewa ini saya terus terang bingung sekali, yah gimana ga mau bingung, bayangkan saja...masa di kemasannya itu sama sekali ga ada keterangan yang bisa saya dapatkan secara gamblang, siapa yang memproduksi aja ga tau, bahkan nama pemilik produk pun ga tau, sampe saya harus menerka-nerka mencari keterangan hanya melalui visualnya.
kemudian saya mulai mencari tahu terlebih dahulu mengenai "sintren"
nah saya akan mulai menjelaskan panjang dan lebar, tapi pertama saya akan menjelaskan tentang "sintren" itu tadi terlebih dahulu.
sintren itu bukanlah penari, tetapi tarian...biasanya itu disebut dengan tari sintren,
nah sekarang saya kembali dipusingkan dengan hubungan sintren itu tadi dengan kertas sigaret
apa coba hubungannya...??? semakin dipikir koq rasanya saya semakin melantur,
mau tau asumsi saya yang "melantur" itu...??? haha...menurut saya, sintren itu kan tarian,
secara sintren ini kan tujuannya untuk menghibur...nah jadi menurut asumsi saya,
ya sigaret itu kan juga pada dasarnya digunakan untuk dinikmati,
bagi para perokok, yang namanya rokok itu kan indahhhhh bener rasanya,
sama seperti sintren, ya pasti indahhhh bener lah rasanya melihat penari wanita yang melenggak-lenggok kesana kemari...
sumber : www.pemalang.go.id/budaya.php
Jamu Sariawan / Obat sakit Sariawan Cap Widayat Putra

Jenis rancangan : Kemasan
Nama Produk : Jamu Sariawan / Obat sakit sariawan
Kota / Kabupaten : Solo
Lebar : 65 mm
Panjang /Tinggi : 85 mm
Material : Kertas
Font : Script MT Bold
2. Gambar laki-laki
Pertama kali liat gambar kemasan ini, mo tertawa terkekeh-kekeh kok kesannya ibunya sadis amat toh, anaknya seperti ditepak ( hm..apa ya bahasanya, mirip ditabok gitu deh )
Kamis, 30 Agustus 2007
Kertas Tembakau Manis Cap Wayang Narayana

Jenis Rancangan : Kemasan
Jenis Produk : Lainnya
Nama Produk : Kertas Tembakau Manis Narayana Kwalitet Istimewa
Tahun Daftar Merk : Terdaftar No.551561
Panjang / Tinggi: 79 mm
Tekhnik Produksi : Cetak Saring
Warna : Separasi
Visual : Sebuah Wayang
sekilas tentang wayang
Wayang adalah pedalangan dan drama tradisional Indonesia, yang sudah digemari oleh rakyat Indonesia sejak zaman prasejarah sampai sekarang. Wayang yang berasal dari kata bayang, mulai pada zaman purbakala sebagai upacara memanggil arwah dengan memasang lampu minyak kelapa dan menayangkan bayangan pada dinding atau kain putih yang dibentangkan. Wayang kemudian berkembang sejak abad ke-9 dan ke-IO sebagai media untuk pementasan lakon-lakon yang diciptakan bertemakan sastra epos Ramayana dan Mahabharata, dan kemudian sejak abad-abad pertengahan diciptakan pula lakon-lakon bertemakan agama Islam. Jenis-jenis wayang berkembang pesat dari zaman ke zaman, sehingga pada saat ini, terdapat lebih dari 60 jenis wayang, tersebar di seluruh Indonesia.
Beberapa jenis wayang berupa boneka 2 dimensi, terbuat dari kulit, dioperasikan oleh dalang di depan layar kain diterangi oleh lampu, dapat ditonton dari depan atau dari belakang layar, misalnya Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta. Beberapa jenis wayang terdiri dari boneka-boneka tiga dimensi terbuat dari kayu, misalnya Wayang Golek Sunda. Adapun wayang
yang peran-perannya dimainkan oleh manusia, misalnya Wayang Orang, bahkan ada yang menggunakan gambar pada gulungan kain (Wayang Beber) atau yang tidak memakai alat bantu sama sekali, tetapi hanya suara dan gerak tubuh manusia (Wayang Jemblung Banyumas).
Wayang istiwewa sebagai bentuk kesenian karena memiliki sifat-sifat yang dalam bahasa Jawa disebut adiluhung dan edipeni, yaitu sangat agung dan luhur, dan juga sangat indah (etika dan estetika). Para sarjana dunia telah menyebutkan wayang sebagai bentuk drama yang paling canggih di dunia. Wayang berfungsi sebagai tontonan dan tuntunan, dan merupakan gabungan lima jenis seni; yakni.
1. Seni Widya (filsafat dan pendidikan)
2. Seni Drama (pentas dan musik karawitan)
3. Seni Gatra (pahat dan seni lukis)
4. Seni Ripta (sangit dan sastra)
5. Seni Cipta (konsepsi dan ciptaan-ciptaan baru)
konteks Keterangan
pada kemasan kertas tembakau ini menggunakan sebuah cap gambar wayang Narayana yang identik dengan budaya Indonesia asli etnis Jawa dan Bali. Wayang sendiri merupakan sebuah karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga. Cap wayang ini juga disesuaikan pada kata kwaliteit